Dosen FATEPA UNRAM

Para pengajar di lingkungan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri (Fatepa) UNRAM berasal dari lulusan dalam dan luar negeri universitas ternama dengan pendidikan tertinggi Profesor yang ahli pada bidang masing-masing dan telah berpengalaman

Tempat Belajar yang Nyaman dan Menyenangkan

Kampus Fatepa Unram berada pada tempat yang strategis di pusat kota dan satu wilayah dengan kantor Rektorat. Disekelilingnya ditumbuhi pohon rindang sehingga menciptakan suasana yang teduh dan sangat mendukung dalam proses segala aktivitas mahasiswa

Lets join With Us

Bergabunglah bersama kami. Dengan sarana dan prasarana yang memadai serta didukung oleh lingkungan nyaman dan diajar oleh dosen yang berpengalaman mari kita wujudkan Fatepa Unram yang bermutu, dinamis dan inovatif di bidang pangan, agroindustri, dan biosistem berwawasan lingkungan

Keluarga Besar Fatepa UNRAM

Kami siap melayani dan memenuhi kebutuhan anda karena anda bagian dari keluarga kami. Mari maju bersama kami di Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram

Menciptakan Lulusan Bermutu, Dinamis dan Inovatif

Lulusan mahasiswa FATEPA UNRAM bergelar S.T.P dengan masa studi rata-rata4 tahun dan sebagian besar telah bekerja di berbagai instansi pemerintah dan swasta, industri, dinas dan lain-lain. Sekarang saatnya unutk perubahan yang lebih baik bersama kami

Selasa, 17 September 2013

ALAMAT WEB FATEPA YANG BARU

Mulai per 16 September 2013 web FATEPA pindah ke alamat

Rabu, 19 Juni 2013

PENGARUH LAMA PENGOVENAN DENGAN OVEN SKALA RUMAH TANGGA TERHADAP BEBERAPA KOMPONEN MUTU DENDENG SAPI TRADISIONAL SIAP MAKAN

PENGARUH LAMA PENGOVENAN DENGAN OVEN SKALA RUMAH TANGGA TERHADAP BEBERAPA KOMPONEN MUTU DENDENG SAPI TRADISIONAL SIAP MAKAN
Aryan Agus Pratama
C1C 009 011
Baiq Rien Handayani dan Wiharyani Werdiningsih
Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama pengovenan yang terbaik menggunakan oven skala rumah tangga yang dibandingkan dengan pengovenan standar menggunakan oven laboratorium untuk meningkatkan mutu dan keamanan konsumsi dendeng sapi tradisional siap makan. Penelitian dirancang menggunakan Kontras Ortogonal Polinomial dengan perlakuan lama pengovenan skala laboratorium 15 menit dan  skala rumah tangga (HOCK) selama 0, 5, 10, 15 dan 20 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh lama pengovenan menggunakan oven skala rumah tangga tidak memberikan pengaruh terhadap mutu kimia dan mutu mikrobiologis dendeng, namun berpengaruh terhadap mutu organoleptik warna, aroma dan rasa. Berdasarkan mutu organoleptik, panelis lebih menyukai dendeng dengan pengovenan skala rumah tangga. Pengovenan menggunakan oven skala rumah tangga mampu menekan pertumbuhan mikroba sampai <1,0x103 cfu/gram sehingga aman konsumsi. Perlakuan lama pengovenan 10 menit menggunakan oven skala rumah tangga (HOCK) direkomendasikan sebagai perlakuan terbaik yang mendekati hasil yang sama dengan pengovenan dengan oven skala laboratorium.

Kata Kunci : Dendeng Sapi, Oven Skala Rumah Tangga, Keamanan Konsumsi.

PENGARUH PENAMBAHAN KARAGENAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BAKSO IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis)

PENGARUH PENAMBAHAN KARAGENAN TERHADAP SIFAT FISIK
DAN ORGANOLEPTIK BAKSO IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis)
Yuli Ardianti, Sri Widyastuti, and Dody Handito
Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram
ABSTRAK
Bahan kimia seperti boraks seringkali ditambahkan pada pembuatan  bakso sebagai pengawet juga sebagai gelling agent.  Boraks bukan tambahan pangan sehingga berbahaya untuk manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mencari gelling agent yang aman, yaitu dari karagenan. Penelitian ini mempelajari pengaruh penambahan karagenan pada beberapa konsentrasi (0, 1, 2, 3, dan 4% b/b) terhadap sifat fisik dan organoleptik bakso ikan tongkol (Euthynnus affinis). Digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk parameter fisik dan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada parameter organoleptik. Dilakukan tiga ulangan pada semua sampel. Semi refined carrageenan yang digunakan pada pembuatan bakso ikan tongkol diproduksi dengan skala petani di Gerupuk Lombok. Parameter fisik yang diukur mencakup kekenyalan, daya ikat air, dan warna. Parameter organoleptik mencakup rasa, kekenyalan, warna dan bentuk. Data dianalisis menggunakan analisis keragaman pada taraf p>5%, dan diuji lanjut menggunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) p>5%. Hasil menunjukkan bahwa penambahan karagenan memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter fisik seperti daya ikat air dan warna (p>5%), sedangkan kekenyalan tidak berbeda nyata (p>5%), namun berbeda nyata pada p>15%. Pada parameter organoleptik, kekenyalan dan warna (Scoring) saja yang berbeda nyata (p>5%). Penambahan karagenan 2% (b/b) dapat meningkatkan daya ikat air dan kekenyalan (Scoring) dibandingkan dengan kontrol.
Kata kunci: karagenan, gelling agent, bakso, ikan tongkol (Euthynnus affinis).

SUBSITUSI KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGEA L.) DENGAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L.) TERHADAP SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK MANJAREAL (JAJANAN KHAS SUMBAWA)

SUBSITUSI KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGEA L.) DENGAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L.) TERHADAP SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK MANJAREAL (JAJANAN KHAS SUMBAWA)

Dedi Irawansyarif
C1C 008 020
Ahmad Alamsyah  dan M. Abbas Zaini


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kacang tanah dengan kacang hijau yang dapat menghasilkan manjareal dengan sifat kimia dan organoleptik terbaik. Parameter yang diamati yaitu parameter kimia (kadar air, kadar lemak dan kadar protein) yang dibandingkan dengan SNI 01-2973-1992, dan parameter organoleptik (warna, tekstur, kerenyahan dan rasa). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) untuk uji parameter kimia  danparameter organoleptik menggunakan faktor tunggal dengan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri atas FL1 (100% Kacang Tanah : 0% Kacang Hijau), FL2 (70% Kacang Tanah : 30% Kacang Hijau), FL3 (65% Kacang Tanah : 35% Kacang Hijau), FL4 (60% Kacang Tanah : 40% Kacang Hijau), FL5 (55% Kacang Tanah : 45% Kacang Hijau) dan FL6 (50% Kacang Tanah : 50% Kacang Hijau). Data hasil pengamatan diuji dengan analisis keragaman pada taraf nyata 5% menggunakan Co-Stat. Uji Lanjut menggunakan BNJ untuk parameter kimia serta DMRT untuk parameter organoleptik.
Hasil penelitian menunjukkan kadar air manjareal (FL1- FL6yaitu 8,03-9,87%) tidak memenuhi persyaratan  mutu Cookies menurut standar mutu SNI 01-2973-1992 (kadar air maksimal 5%), kadar protein manjareal (FL1 - FL6  yaitu 11,18-18,41%) memenuhi persyaratan  mutu Cookies menurut standar mutu SNI 01-2973-1992 (kadar  protein minimal 6%), kadar lemak (FL1 - FL6 yaitu 9,12-4,70%) tidak memenuhi persyaratan mutu Cookies menurut standar mutu  SNI 01-2973-1992 (kadar lemak minimal 9%), kecuali perlakuan FL1(100% Kacang Tanah : 0% Kacang Hijau) dengan kadar lemak sebesar 9,12%. Perlakuan subsitusi kacang tanah dengan kacang hijau yang menghasikan kualitas terbaik dari parameter kimia dan organoleptik yaitu perlakuan FL5 (70% Kacang Tanah : 30% Kacang Hijau) dengan kadar air 8,03%, kadar lemak 6,79% dan kadar protein 14,08% serta warna putih kecoklatan, tekstur agak keras, agak renyahdan rasa yang disukai panelis.
Kata kunci :manjareal, kacang tanah, kacang hijau, Cookies.

KAJIAN EFEKTIVITAS KONSENTRASI KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma spinosum SEBAGAI EDIBLE COATING TERHADAP MUTU DODOL RUMPUT LAUT SELAMA PENYIMPANAN

KAJIAN EFEKTIVITAS KONSENTRASI KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma spinosum SEBAGAI EDIBLE COATING TERHADAP MUTU DODOL RUMPUT LAUT SELAMA PENYIMPANAN

Ihlana Nairfana1, Zainuri2 dan Nazaruddin2
1.  Mahasiswa di Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram
2.  Staf Pengajar di Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram

RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas karaginan dari rumput laut jenis  Eucheuma spinosum  sebagai  edible coating  terhadap mutu dodol rumput laut selama penyimpanan.  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal dan diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan terdiri atas K1 (kontrol, tanpa dilapisi  edible coating), K2 (konsentrasi karaginan 0,5%), K3 (konsentrasi karaginan 1%), K4 (konsentrasi karaginan 1,5%), K5 (konsentrasi karaginan 2%), dan K6 (konsentrasi karaginan 2,5%).  Parameter yang diamati meliputi kadar air, rasa, tekstur,  kenampakan, dan total kapang.  Data hasil pengamatan diuji dengan analisis keragaman pada taraf nyata 5% menggunakan  software  Co-Stat. Perlakuan  yang  berbeda nyata  diuji lanjut menggunakan Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf nyata yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan edible coating  memberikan pengaruh yang nyata terhadap kedar air, tekstur, kenampakan, serta total kapang, namun memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap rasa dodol rumput laut.  Penggunaan  edible coating  dengan konsentrasi karaginan 1% memberikan hasil terbaik terhadap beberapa komponen mutu dodol rumput laut hingga 28 hari dengan kadar air dan total kapang yang masih sesuai menurut standar SNI, dan rasa, tekstur, serta kenampakan yang masih diterima oleh panelis.

Kata kunci: edible coating, karaginan, Eucheuma spinosum, dodol rumput laut.

SIMULASI MODEL TERMODINAMIKA DAN EVALUASI FISIK PRODUK PEMBUATAN KERIPIK SEMANGKA MENGGUNAKAN VACCUM FRYING (PENGGORENGAN HAMPA UDARA)

SIMULASI MODEL TERMODINAMIKA DAN EVALUASI FISIK PRODUK PEMBUATAN KERIPIK SEMANGKA MENGGUNAKAN VACCUM FRYING (PENGGORENGAN HAMPA UDARA)

Nita.Mutiara Azizah,  Cahyawan Catur Edi Margana, Rahmat Sabani

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat termodinamika melalui simulasi serta mempelajari performansi pembuatan keripik buah semangka menggunakan vaccum friying. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan percobaan di Laboratorium. Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan metode simulasi termodinamika dengan pendekatan gas ideal. Parameter yang diamati antara lainkonstanta indeks abiabatik, tekanan proses, perubahan energi dalam, jumlah kalor yang diserap, volume penyusutan bahan, persentase bahan serta warna, tekstur, rasa, aroma.
Hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan waktu yang digunakan pada penggorengan adalah perlakuan waktu untuk 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam penggorengan dan dengan menggunakan suhu 70°C. pengukuran dilakukan hingga didapatkan suhu awal, suhu akhir dan tekanan dari vaccum frying. Dari hasil pengamatan dan simulasi menunjukkan bahwa nilai k dari hasil ekperimental didapat sebesar 1.2. ini menunjukkan bahwa nilai tersebut mendekati nilai konstanta pada indek adiabatik yaitu sebesar 1.38. Selain itu diperoleh nilai-nilai parameter termodinamika dari persamaan keadaan (state) isovolum (volume tetap), isobaris (tekanan tetap), isotermis (suhu tetap) serta adiabatic (tidak ada panas yang masuk atau keluar dari system) dengan pendekatan gas ideal.
Dari penelitianjuga menunjukkan bahwa semakin lama waktu penggorengan hampa maka penurunan kadar air semakin lambat karena terjadi penguapan air dari bahan sehingga persentase bahan akan semakin menurunEnergi panas digunakan untuk menaikkan suhu bahan, penguapan air, dan pemasakanPenurunan kadar air disebabkan karena adanya proses pemindahan massa air dari dalam kepermukaan bahan dan perbedaan konsentrasi massa air pada bagian dalam dengan permukaan bahanProduk terbaik yang dihasilkan yaitu pada perlakuan 3 dan 4 karena tekstur keripik yang dihasilkan yaitu tekstur keripik yang memiliki kriteria renyah.

Kata Kunci: Buah semangka, vacuum frying, gas ideal, produk

Sabtu, 23 Maret 2013

The Analysis Of Water Requirement For Rice Plant By Using The Cropwat 8.0 Software In Embung Siwi Irrigation District Area Of Eastern Lombok, West Nusa Tenggara


Saiful, Catur Edi Margana,Sirajuddin
ABSTRACT

Embung or Tandon is a small water reservoir in agricultural land (small farm reservoirs) were built to covering the excess rain water. Mean while on the rain water or dry land ecosystem with the rain fall intensity and distribution is uniformity.  the Embung Siwi is used to hold the excess water and functioned as a source of irrigation water during the dry season. This condition is required a reliable irrigation supporting, supported by agricultural technology and information systems. This information allows as the anticipation all result the possibilities that occur fast and complex climate changes, Therefore, agricultural production could be conducted  on going by maintaining the environmental conditions. One of the hydrology models supportting information technology is the Crop Water Requirement or better known as the Cropwat. Cropwat is a tool to determine the water needs of crops and irrigation requirements. This research tittled “The Requirement  Analysis of Water for Rice Plant by Using the Cropwat 8.0 Software in the Embung Siwi Irrigation District Area of Eastern Lombok  West Nusa Tenggara” is aims to determine the value of the Crop Water Requirements , particularly,  for rice plant with the help of Cropwat 8.0.  Software. Cropwat 8.0 for Windows was developed using Visual Delphi 4.0 and runs on the following Windows form flate: 95/98/ME/2000/NT/X. The data is inserted to process this software are BMKG’s (climatology) data and supporting data as BPS’s (central statistic agency) data, irrigation’s data, and soil’s  data.
Based upon  the research result referring to climatology, precipitation, plants, and soil data, the rice plant water requirements at the location of Embung Siwi irrigation starting from the preparation phase to harvesting stage, water needs most is in early planting at 186,6 mm/day. It was because of the rice plants very required water to be able to survive the beginning of  growth.


              Key Word : Embung Siwi, Crop Water Requirements,Rice Plant, Software of  Cropwat 8.0

Kajian Pengaruh Perbedaan Rasio Tepung Terigu, Mocaf Dan Tepung Jagung Terhadap Komponen Mutu Mie Basah


Rini Kusumawardani
C1C 008 026
Baiq Rien Handayani and Wiharyani Werdiningsih

Abstract

The objective of this research was to determine the best ratio of flour, mocaf and corn flour based on the chemical, physical and organoleptic characteristic of fresh noodle.
Chemical parameters consist of water content, ash and protein content were observed and compared to SNI 01-2987-1992. Physical parameter was detected using colorimeter. Treatment design used completely randomized design (CRD). In addition, organoleptic parameters (color, flavor and elasticity) used randomized block design (RBD) with a single factor and three replications. The treatment consisted of R1 (80% Wheat Flour : 15% Mocaf : 5% Corn  Flour), R2 (70% Wheat Flour : 15% Mocaf : 15% Corn  Flour), R3 (60% Wheat Flour : 15% Mocaf : 25% Corn  Flour), R4 (50% Wheat Flour : 15% Mocaf : 35% Corn  Flour), R5 (40% Wheat Flour : 15% Mocaf : 45% Corn  Flour). Analysis of data from three replicated experiments was performed using analysis of varience (Anova) with p ≤ 0.05. Significantly effects of chemical and physical parameters were continuously determined using HSD. DMRT were needed for organoleptic parameters.

The result showed that the ratio of flours significantly affect all parameters exept for flavor “aroma”. Water content of the fresh noodle exceeded the requirements of SNI 01-2987-1992, however, ash content of fresh noodle (R1–R5 : 1.27 to 2.30%) filled the requirements of SNI 01-2987-1992 and protein content of fresh noodle (R1–R4 : 4.95 to 3.40%) meet the requirements of SNI 01-2987-1992 , except treatment of R5 (2.45%). Color physically was indicated by the value of L (brightness) and the less (darker colors). Organoleptic analysis inidicated that acceptability of color, flavor tend to increase (except for elasticity) following the decrease of  flour ratio. The best quality of fresh noodle was investigated  from ratio of flour 60% of wheat flour, 15% mocaf and 25% of corn flour.

Keywords: noodles, wheat flour, mocaf, and corn flour.

Pengaruh Penambahan Rumput Laut Eucheuma cottonii Merah Terhadap Beberapa Komponen Mutu Stick Mocaf (Modified Cassava Flour)


Amirudin
C1C008013
Baiq Rien Handayani dan Wiharyani Werdiningsih

ABSTRACT
The objective of this research was to determine the addition effect of red algae (Eucheuma cottonii)on the quality components of mocaf stick. The parameters observed were chemical parameters (moisture content, ash content, and protein content), and organoleptic parameters (color, flavor, and texture by doing scoring and hedonic tests). The method used in this research was experimental method with Completely Randomized Design for chemical parameters and Randomized Complete Blocks design for organoleptic parameters, using single factor with three replications. The treatment consisted of MR 1 (90%:10%), MR II (85%:15%), MR III (80%:20%), MR IV (75%:25%), MR V (70%:30%) and MR VI (65%:35%). The data was calculated using Co-stat software with a 5% significance level. For further test, Honestly Significance Difference for chemical parameters and Duncan’s Multiple Range Test for organoleptic parameters were used.
The additions of red algae gave a non significance difference to the water content, ash content, and protein content. However, it significantly affect to the organoleptic parameters.The addition of  25% red algae showed the best result in the quality components of mocaf stick with the water content of 2,27%, ash content of 0,95%, protein content of 1,31%, yellowish color and acceptable texture. This also made the texture of raw stick more elastic and easier for frying process.

Keywords: mocaf flour, red algae, seaweed, mocaf stick

Kajian Substitusi Tepung Jagung Dengan Tepung Pisang Terhadap Sifat Fisik, Kimia Dan Organoleptik Cookies


Baiq. Famie Zubaedah
C1C 008 003
Zainuri dan M. Abbas Zaini

ABSTRACT

The aimed of this research was to study corn flour substitution with banana flour in cookies productions. This research used the Completely Randomized Design method with single factor, that is substitution single treatment between corn flour and banana flour (N) which is consist of six treatments. There are N0 (100% : 0%), N1 (90% : 10%), N2 (80% : 20%), N3 (70% :30%), N4 (60% : 40%), and N5 (50% : 50%). The analyzing of treatment is repeated 3 three times, thus obtains 18 trial units. The data obtained then tested using analysis of variance with significance level of 5% using Co-stat software. For further analysis, the Honestly Significance Difference (HSD) was used to analyzethe chemical properties parameters, and the Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) was used for the sensory parameters.

The substitution treatment of corn flour with banana flour resulted in non-significant differences on the water content, the ash content, the texture (measured objectively with a penetrometer and measured subjectively using sensory test), the flavor and the aroma of cookies. However, the treatments caused significant different on the protein level, the color measured subjectively and the value of L, a, b measured objectively with Colorimeter (MSEZ User Manual). In general for all treatments, substitution of corn flour with banana flour in cookies processing resulted in cookies that are slightly preferred by panelist. Meanwhile, the panelist only slightly preferred the cookies that produced from the treatment of 30% corn flour substitution with banana flour.

Key words: Corn Flour, Banana Flour, Cookies

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More